Mangrove Mengkapan | Keindahan Ekowisata Siak ( Lokasi dan Fasilitas )
Saturday, April 21, 2018
Add Comment
Diantara kamu pasti tidak asing dengan Siak Sri Indrapura, merupakan kabupaten yang banyak peninggalan bersejarah tentang masyarakat setempat. dan tempat bersejarah yang paling terkenal adalah Istana Siak. Siak bukan hanya memiliki wisata yang sudah mainstream. tapi juga memiliki tempat wisata baru, namanya "Ekowisata mangrove Mangkapan". Objek wisata yang satu ini awalnya hanya untuk tempat penanaman. Tapi banyak orang tertarik dengan objek wisata yang satu ini.
Kawasan Hutan Mangrove yang dikelola oleh Kelompok Mangrove Lestari dan PT EMP Malacca Strait S A ini berada di Desa Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit, serta memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam.Untuk menuju ke area wisata tersebut, ada dua jalur alternatif yang dapat ditempuh. Jalur pertama bisa melewati jalan baru Siak jika kamu ingin berjalan-jalan di Kabupaten Siak terlebih dahulu. Setelah melewati jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah kamu bisa langsung menuju Kecamatan Bunga Raya dan di sepanjang perjalanan kamu akan dimanjakan dengan pemkamungan area persawahan yang menyejukkan mata.
Setelah itu, kamu akan melintasi salah satu jembatan panjang di Teluk Mesjid Kecamatan Sungai Apit yaitu Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah. Kemudian pada jalan yang mengarah ke pelabuhan Buton, kamu akan menemukan papan petunjuk yang bertuliskan Jembatan Hitam Ekowisata Mangrove di simpang empat pelabuhan Buton.Sedangkan jika menempuh jalur alternatif, kamu tidak perlu berbelok - belok dan jaraknya pun tidak sejauh jalur pertama. Jalanya hanya lurus saja melewati jalan Siak lama hingga ke simpang empat pelabuhan buton.
Dari simpang empat tersebut, Desa Mengkapan tersebut terletak di sebelah kiri dengan plang yang terlihat sangat jelas. Sebelum sampai ke lokasi wisata, kamu akan melewati pemukiman warga kampung mengkapan yang mayoritasnya melayu dan jawa. Kawasan Ekowisata Mangrove ini berada di belakang rumah warga. Kawasan hutan ini memang sudah ada sejak tahun 2004 yang lalu, namun baru mulai terekspos dan dikenal luas pada tahun 2013. Berkat kegigihan masyarakat dan beberapa pihak yang membantu, Kawasan Ekowisata Mangrove ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup berpotensi.
Terbentuknya kawasan ini diawali oleh penanaman yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mengkapan melalui kerjasama antara Kelompok Mangrove dengan PT Kondur Petroleum S.A (sekarang EMP Malacca Strait S.A).Dari jembatan kayu berwarna hitam yang lebih populer disebut Jembatan Hitam, kamu dapat menikmati keindahan kawasan yang memiliki pantai dan hamparan laut ini sekaligus untuk berfoto mengabadikan momen.
Kawasan Ekowisata Mangrove ini banyak sekali menawarkan berbagai jenis wisata edukasi tentang mangrove, mulai dari jenis - jenis mangrove, tata cara pembibitan, tata cara penanaman, dan sebagainya bagi para pengunjung ataupun wisatawan.Yang lebih menariknya lagi, di kawasan ini juga disediakan suatu area yang dinamakan “Gembok Cinta Mangrove”. Biasanya para pengunjung yang datang ke ekowisata mangrove ini memasang gembok dengan tujuan agar kamu ikut serta mencintai objek wisata mangrove ini dan melestarikannya. atau juga untuk simbol saling mengikat cinta antara sepasang kekasih ataupun keluarga agar tidak terpisah selamanya. biasanya kunci gembok ini di buang ke sungai.
Jadi tidak perlu jauh - jauh datang ke Jembatan Pont des Arts, Paris, Prancis untuk memasang gembok cinta kamu dengan orang terkasih. Dengan adanya gembok cinta ini dapat menambah penghasilan masyarakat sekamur Mangrove. Wilayah ini patut untuk kamu masukkan dalam list jika berkunjung ke Siak dikarenakan banyak menawarkan wisata yang menarik dan ditambah lagi gratis, cukup dengan membayar biaya parkir saja.
Kedepannya pemerintah berencana untuk mengembangkan kawasan ini dengan menambah sarana dan prasananya seperti menyediakan sampan untuk menyusuri keindahan Mangrove dan menambah fasilitas-fasilitas lain yang menunjang sehingga para pengunjung betah untuk berlama-lama menikmati keindahannya. pengaplikasian konsep Kota Hijau adalah keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Ruang Terbuka Hijau pada suatu kota harus memenuhi luasan minimal yakni sebesar 30% dari keseluruhan luas lahan dengan komposisi 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat (Undang-Undang No. 26 Tahun 2007). Saat ini Pemerintah Kabupaten Siak mengembangkan kawasan "ekowista mangrove" guna mendukung program Siak Green City atau kota hijau.
Bupati Syamsuar tersenyum simpul saat ditanyakan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dalam talkshow salat satu radio di Pekanbaru, Selasa (14/2) sore kemarin. Tanpa banyak wacana, orang nomor satu di Siak ini menjelaskan secara singkat dan jelas tindakan nyata yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Siak.’Bukan teori yang kami lakukan tapi bukti nyata,” ujarnya singkat.
Lihat saja, kawasan hutan suaka margasatwa telah berubah status menjadi taman nasional. Bahkan jumlah areal kawasan hutan dari 28 ribu hektare menjadi 31 ribu hektare yang sudah ditetapkan oleh Kemen LHK. Selain itu, kawasan pinggiran sungai yang terdapat kawasan mangrove terus dijaga dan dilestarikan dengan melibatkan masyarakat di kawasan dan dijadikan ekowisata.
Bahkan, dalam melindungi serta melestarikan hutan juga terus dilakukan bersama aparat keamanan, LSM dan juga masyarakat. Ia menjelaskan, saat ini Siak telah ditetapkan menjadi Kabupaten Hijau dan mempunyai wilayah konservasi hutan yang diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada tahun 2016 lalu.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak guna percepatan Kabupaten Hijau, yaitu salah satunya dengan hadirnya hutan mangrove yang lokasinya ada tiga tempat yaitu Mengkapan, Rawa Mekar Jaya dan Sungai Rawa.‘’Itu merupakan salah satu bukti nyata atas Kabupaten Siak menjadi Kabupaten Hijau dengan didukung oleh masyarakat yang cinta terhadap lingkungan,” sebut dia.
Adapun dari kalangan masyarakat Siak maupun dari daerah Riau turut datang untuk menanam pohon. Bukti sebagai kecintaan mereka terhadap lingkungan maupun antusias dari berbagai kalangan baik dari LSM serta pihak swasta yang ikut andil telah nampak jelas di depan mata.
Saat ini kabupaten siak telah memiliki tiga hutan mangrove lokasinya sama di Pesisir kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak yaitu mangrove Mengkapan, Mangrove Rawa Mekar Jaya dan kawasan Ekowisata Hutan mangrove Sungai Rawa yang baru diresmikan (7/2/2017).
Jadi jika kamu sedang singgah di Kabupaten Siak, tepatnya Sungai Apit, sempat - sempatkan lah berkunjung dan menikmati pemkamungan di objek wisata mangrove mangkapan ini, Sekian info dari piknikglobal, silahkan berkomentar di kolom komentar jika ada yang kebingungan dengan objek wisata yang satu ini.
Lokasi Ekowisata Mangrove Mangkapan
Kawasan Hutan Mangrove yang dikelola oleh Kelompok Mangrove Lestari dan PT EMP Malacca Strait S A ini berada di Desa Mengkapan, Kecamatan Sungai Apit, serta memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem alam.Untuk menuju ke area wisata tersebut, ada dua jalur alternatif yang dapat ditempuh. Jalur pertama bisa melewati jalan baru Siak jika kamu ingin berjalan-jalan di Kabupaten Siak terlebih dahulu. Setelah melewati jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah kamu bisa langsung menuju Kecamatan Bunga Raya dan di sepanjang perjalanan kamu akan dimanjakan dengan pemkamungan area persawahan yang menyejukkan mata.
Setelah itu, kamu akan melintasi salah satu jembatan panjang di Teluk Mesjid Kecamatan Sungai Apit yaitu Jembatan Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah. Kemudian pada jalan yang mengarah ke pelabuhan Buton, kamu akan menemukan papan petunjuk yang bertuliskan Jembatan Hitam Ekowisata Mangrove di simpang empat pelabuhan Buton.Sedangkan jika menempuh jalur alternatif, kamu tidak perlu berbelok - belok dan jaraknya pun tidak sejauh jalur pertama. Jalanya hanya lurus saja melewati jalan Siak lama hingga ke simpang empat pelabuhan buton.
Gerbang masuk Ekowisata Mangrove Mengkapan Siak |
Dari simpang empat tersebut, Desa Mengkapan tersebut terletak di sebelah kiri dengan plang yang terlihat sangat jelas. Sebelum sampai ke lokasi wisata, kamu akan melewati pemukiman warga kampung mengkapan yang mayoritasnya melayu dan jawa. Kawasan Ekowisata Mangrove ini berada di belakang rumah warga. Kawasan hutan ini memang sudah ada sejak tahun 2004 yang lalu, namun baru mulai terekspos dan dikenal luas pada tahun 2013. Berkat kegigihan masyarakat dan beberapa pihak yang membantu, Kawasan Ekowisata Mangrove ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup berpotensi.
Terbentuknya kawasan ini diawali oleh penanaman yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mengkapan melalui kerjasama antara Kelompok Mangrove dengan PT Kondur Petroleum S.A (sekarang EMP Malacca Strait S.A).Dari jembatan kayu berwarna hitam yang lebih populer disebut Jembatan Hitam, kamu dapat menikmati keindahan kawasan yang memiliki pantai dan hamparan laut ini sekaligus untuk berfoto mengabadikan momen.
Fasilitas dan wisata Yang Ditawarkan
Kawasan Ekowisata Mangrove ini banyak sekali menawarkan berbagai jenis wisata edukasi tentang mangrove, mulai dari jenis - jenis mangrove, tata cara pembibitan, tata cara penanaman, dan sebagainya bagi para pengunjung ataupun wisatawan.Yang lebih menariknya lagi, di kawasan ini juga disediakan suatu area yang dinamakan “Gembok Cinta Mangrove”. Biasanya para pengunjung yang datang ke ekowisata mangrove ini memasang gembok dengan tujuan agar kamu ikut serta mencintai objek wisata mangrove ini dan melestarikannya. atau juga untuk simbol saling mengikat cinta antara sepasang kekasih ataupun keluarga agar tidak terpisah selamanya. biasanya kunci gembok ini di buang ke sungai.
Gembok cinta mangrove mangkapan |
Jadi tidak perlu jauh - jauh datang ke Jembatan Pont des Arts, Paris, Prancis untuk memasang gembok cinta kamu dengan orang terkasih. Dengan adanya gembok cinta ini dapat menambah penghasilan masyarakat sekamur Mangrove. Wilayah ini patut untuk kamu masukkan dalam list jika berkunjung ke Siak dikarenakan banyak menawarkan wisata yang menarik dan ditambah lagi gratis, cukup dengan membayar biaya parkir saja.
Kedepannya pemerintah berencana untuk mengembangkan kawasan ini dengan menambah sarana dan prasananya seperti menyediakan sampan untuk menyusuri keindahan Mangrove dan menambah fasilitas-fasilitas lain yang menunjang sehingga para pengunjung betah untuk berlama-lama menikmati keindahannya. pengaplikasian konsep Kota Hijau adalah keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan. Ruang Terbuka Hijau pada suatu kota harus memenuhi luasan minimal yakni sebesar 30% dari keseluruhan luas lahan dengan komposisi 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat (Undang-Undang No. 26 Tahun 2007). Saat ini Pemerintah Kabupaten Siak mengembangkan kawasan "ekowista mangrove" guna mendukung program Siak Green City atau kota hijau.
Bupati Syamsuar tersenyum simpul saat ditanyakan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dalam talkshow salat satu radio di Pekanbaru, Selasa (14/2) sore kemarin. Tanpa banyak wacana, orang nomor satu di Siak ini menjelaskan secara singkat dan jelas tindakan nyata yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten Siak.’Bukan teori yang kami lakukan tapi bukti nyata,” ujarnya singkat.
Lihat saja, kawasan hutan suaka margasatwa telah berubah status menjadi taman nasional. Bahkan jumlah areal kawasan hutan dari 28 ribu hektare menjadi 31 ribu hektare yang sudah ditetapkan oleh Kemen LHK. Selain itu, kawasan pinggiran sungai yang terdapat kawasan mangrove terus dijaga dan dilestarikan dengan melibatkan masyarakat di kawasan dan dijadikan ekowisata.
Bahkan, dalam melindungi serta melestarikan hutan juga terus dilakukan bersama aparat keamanan, LSM dan juga masyarakat. Ia menjelaskan, saat ini Siak telah ditetapkan menjadi Kabupaten Hijau dan mempunyai wilayah konservasi hutan yang diresmikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada tahun 2016 lalu.
Sambil Foto dulu |
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Siak guna percepatan Kabupaten Hijau, yaitu salah satunya dengan hadirnya hutan mangrove yang lokasinya ada tiga tempat yaitu Mengkapan, Rawa Mekar Jaya dan Sungai Rawa.‘’Itu merupakan salah satu bukti nyata atas Kabupaten Siak menjadi Kabupaten Hijau dengan didukung oleh masyarakat yang cinta terhadap lingkungan,” sebut dia.
Adapun dari kalangan masyarakat Siak maupun dari daerah Riau turut datang untuk menanam pohon. Bukti sebagai kecintaan mereka terhadap lingkungan maupun antusias dari berbagai kalangan baik dari LSM serta pihak swasta yang ikut andil telah nampak jelas di depan mata.
Saat ini kabupaten siak telah memiliki tiga hutan mangrove lokasinya sama di Pesisir kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak yaitu mangrove Mengkapan, Mangrove Rawa Mekar Jaya dan kawasan Ekowisata Hutan mangrove Sungai Rawa yang baru diresmikan (7/2/2017).
Jadi jika kamu sedang singgah di Kabupaten Siak, tepatnya Sungai Apit, sempat - sempatkan lah berkunjung dan menikmati pemkamungan di objek wisata mangrove mangkapan ini, Sekian info dari piknikglobal, silahkan berkomentar di kolom komentar jika ada yang kebingungan dengan objek wisata yang satu ini.
0 Response to "Mangrove Mengkapan | Keindahan Ekowisata Siak ( Lokasi dan Fasilitas )"
Post a Comment